07 November 2008

Doa Yang Aneh, Isn't It?

Barusan iseng-iseng blogwalking. Ketemu satu blog yang lagi "jengkel" sama Hanung Bramantyo lantaran film besutan terbarunya yakni "Doa Yang Mengancam" dianggap sama sekali tidak bagus. Eitss, tapi bukan itu yang ingin saya bahas di sini secara saya terlalu sering dikecewakan sama film-film Indonesia. Jadi, gak perlulah saya membahas film Indonesia di sini, apalagi menjelek-jelekkan. Kasian kan, udah jelek dijelek-jelekin.

Walah, kok jadi ngalur ngidul gini. Hmm, intinya gini, dari hasil blogwalking saya itu, ada satu doa yang menurut saya emosional tapi lucu. Selengkapnya doanya di bawah ini:

Ya Tuhan, kalau dia memang jodohku, dekatkanlah… Tapi kalau bukan jodohku, Jodohkanlah….

Jika dia tidak berjodoh denganku, maka jadikanlah kami jodoh… Kalau dia bukan jodohku, jangan sampai dia dapet jodoh yang lain, selain aku…

Kalau dia tidak bisa di jodohkan denganku, jangan sampai dia dapet jodoh yang lain, biarinkan dia tidak berjodoh sama seperti diriku…

Dan saat dia telah tidak memiliki jodoh, jodohkanlah kami kembali…

Kalau dia jodoh orang lain, putuskanlah! Jodohkanlah dengan ku….

Jika dia tetap menjadi jodoh orang lain, biar orang itu ketemu jodoh dengan yang lain dan kemudian Jodohkan kembali dia denganku…

Amin

Maaf, warnanya sengaja saya bikin merah, biar tambah sangar. Oya, gimana menurut Anda? Lucu kan? Memang lucu. Tapi, kalau Anda sangat mencintai seseorang, doa semacam itu jadi doa yang wajar. Nggak percaya? Baiklah, coba bayangkan Anda telah membina hubungan asmara dalam waktu yang sangat lama. Saat Anda siap untuk hidup bersama kekasih eh terjadi masalah. Ya masalahnya sih bisa macem-macem. Bisa jadi calon mertua menolak Anda, atau mereka tidak merestui, atau hubungan Anda tidak disetujui, atau oleh orang tuanya kekasih Anda dijodohkan sama orang lain (sama gak ya?). Nah, pada saat seperti itu pasti doa di atas akan menjadi doa yang wajar bagi Anda.

Yach, akhirnya saya serahkan semua pada Anda. Mau memanjatkan doa seperti di atas atau cukup doa seperti ini:

"Ya Allah, Engkau lah dzat yang maha mengetahui apa yang terbaik bagi hambaMu. Maka, tunjukkanlah kami jalan keluar terbaik atas persoalan yang sedang kami hadapi. Amien"

Silakan, doa mana yang lebih Anda sukai...

PS: doa di atas yang berwarna merah sama copas dari sini

05 November 2008

I Just Don't Care

Kadang, kita harus menyanyikan lagunya Melly Goeslow "I Just Wanna Say I Love You", tapi kadang kita juga terpaksa meneriakkan kalimat sebaliknya "I Just Don't Care". Tanya kenapa???

Tentang Kawin Paksa Lagi :D

Sebetulnya, saya ingin melanjutkan kisah si kancil dan putri singa. Jangankan Anda, saya sendiri juga penasaran sama ending ceritanya. Swear! Gak tahu juga, akhirnya putri singa bisa benar-benar menikah sama si kancil ataukah mereka berdua harus berpisah. Semoga sih kisah ini berakhir bahagia. Amieen.

Tapi karena saya masih bingung bagaimana menyusun akhir cerita yang bahagia namun dengan cara yang senatural mungkin, akhirnya iseng-iseng saya buka statistik pengunjung blog ini. Eh, ternyata, tidak sedikit juga lho yang sampai ke sini lewat google dengan mengetikkan kata kunci terkait kawin paksa. Karena penasaran, saya coba juga googling untuk mencari tulisan-tulisan tentang kawin  paksa. Hmm, ternyata banyak juga lho yang membahasnya. Yang lebih yahud lagi pembahasannya juga dari berbagai aspek. Jika Anda penasaran akan tulisan-tulisan tentang kawin paksa yang saya baca, silahkan klik link-link di bawah ini. Oiya, link-link tersebut saya dapat dengan keyword "sikap rasulullah terhadap kawin paksa". Ok dech, ini dia link-link yang saya maksud:

http://www.komitsurabayaselatan2006.co.cc/2008/08/kala-nafas-cinta-terenggut-tanpa-daya.html
http://www.rahima.or.id/SR/14-05/Khazanah.htm
http://andypermana.blog.friendster.com/2008/04/
http://pacaranislami.wordpress.com/2007/07/26/walau-bukan-siti-nurbaya/
http://www.kaylapustaka.com/content/view/6/5/

Nah, masih terkait sama kawin paksa, saya juga coba googling "menghadapi penolakan calon mertua". Mau tahu hasilnya? Silakan dech klik link-link berikut ini:

http://www2.kompas.com/kesehatan/news/0404/30/131135.htm
http://alfaroby.wordpress.com/2007/11/29/cara-menghadapi-calon-mertua/
http://pengusahamuslim.com/modules/smartsection/item.php?itemid=145&keywords=kelapangan
http://incridiblog.com/2008/07/16/adsense-dan-calon-mertua/
http://keluargabahagia.epajak.org/vcd/penolakan/

Ok, cukup segitu dulu ya. Semoga bermanfaat...

03 November 2008

Kancil dan Anak Singa

Setelah bertemu dengan sang raja hutan, kancil tetap teguh dengan niatnya untuk menikahi putri singa. Mengetahui niat kancil ini, banyak hewan di hutan yang berpendapat bahwa kancil sudah mulai gila dan kehilangan kewarasannya. Wajar karena semua penghuni hutan tahu betapa kerasnya pendirian sang singa. Apalagi, mereka juga menganggap bahwa si kancil masih punya banyak kesempatan untuk mendapatkan istri yang tidak kalah dari anak sang raja hutan itu.

Mendengar cemoohan dari warga hutan yang menganggapnya gila, kancil sama sekali tak peduli. Bahkan, saat keluarga besar kancil mulai menunjukkan keraguannya untuk terus mendukung niat kancil menikahi putri singa pun, dia tetap meneguhkan niatnya itu. Di dalam lubuk hati yang paling dalam kancil tahu bahwa dirinya atau putri singa akan sama-sama bisa bahagia tanpa harus memaksakan diri untuk hidup bersama. Dia tahu bahwa meski perpisahan dengan putri singa akan menggoreskan luka yang sangat dalam di hatinya, luka itu bukan tak terobati.

Namun, bagi kancil bukan hanya sekedar kebahagiaan yang ingin diraihnya. Yang ingin dia gapai adalah kebahagiaan hidup bersama orang yang selama ini telah begitu sabar menemaninya melewati kesulitan-kesulitan. Lebih dari itu, kancil juga tidak mau menjadi bagian dari golongan orang yang mudah mengucap janji semudah mereka melupakannya. Ya, kancil telah berjanji untuk menikahi putri singa apapun keadaannya dan bagaimanapun kesulitan yang akan dihadapinya untuk mewujudkan cita-citanya itu. Maka, selama putri singa belum menerima lamaran dan pinangan hewan lain, ia akan sekuat tenaga mempertahankan niatnya dan sekuat daya mewujudkannya. Dia telah berketetapan dalam hati bahwa perjuangannya akan berhenti saat putri singa menerima lamaran hewan lain dan menikah dengannya.

Sayang, keadaan memang tak kunjung memihak pada kancil. Meski berbagai cara telah dia lakukan untuk mendapatkan simpati dan restu singa, toh restu itu tak jua ia terima. Malah, tekanan yang dirasakan oleh putri singa untuk segera menerima pangeran singa dari hutan sebelah untuk menjadi suaminya semakin hari semakin besar.

Mengetahui betapa berat tekanan yang dirasakan oleh kekasihnya, kancil bermaksud menemui putri singa di tepat di hari ulang tahunnya. Maka kedua hewan yang sedang mengasihi dan menyayangi itu pun terlibat dalam perbincangan serius. Saking seriusnya obrolan mereka sampai-sampai canda tawa yang biasanya selalu mewarnai obrolan mereka hari itu seolah tidak ada. Dari detik ke detik putri singa hanya meneteskan air mata dan karenanya kancil pun tak kuasa untuk tidak berkaca-kaca.

"Kanda, aku tak tahu harus bagaimana lagi. Aku sudah melakukan segala cara agar ayahanda dan ibunda merestui hubungan kita. Tapi, tak sedikitpun usahaku membuahkan hasil. Mereka tetap tidak peduli dengan perasaan kita," ucap putri singa sembari mengusap air mata yang meleleh di pipinya.

"Iya dinda, aku paham betapa sulit posisimu saat ini. Aku tahu bahwa seberapapun besarnya cintamu padaku, mereka tetaplah orang tuamu. Maka sangat wajar jika engkau bingung harus memilih aku atau mereka" dengan tersendat-sendat kancil berusaha menenangkan perasaan putri singa.

"Dan aku sangat memahami jika pilihanmu adalah antara kekasih dan orang tua, tentu bobot orang tua jauh lebih besar dari pada kekasih. Apalagi si kekasih itu aku yang hanya seekor kancil," ucap kancil dengan suara yang semakin terbata-bata.

"Jangan bilang begitu kanda. Aku sangat-sangat mencintaimu meski engkau hanya seekor kancil. Bagiku engkau jauh lebih baik dari pada singa manapun di seluruh dunia ini" sergah putri singa yang menyadari perasaan kekasihnya sedang sangat terluka.

"Dalam hidup yang hanya sekali ini, kanda, aku ingin mencintai satu hewan. Dan itu adalah engkau" ucap putri singa sambil menggenggam tangan dan menatap tajam wajah kekasihnya yang sedang terluka itu.


* Bersambung (ngantuuuks, udah malem bangetttts). Tunggu kelanjutannya ya. Paling besok udah ada. Gak janji tapi. hehehe

02 November 2008

Romantic Sorrow...

Jangan Pisahkan

Biar cinta
Terhalang gunung dan samudera
Aku tetap
Memegang janjiku padamu

Biar jurang
Yang terjal ada di depanku
Takkan goyah
Sumpahku kepada dirimu

Kita bagai bunga dan kumbang
Hatiku pasti hatimu jua
Namun mengapa ada saja
Yang benci tulus cinta kita

( korus )
Jangan pisahkan, aku dan dia
Tuhan tolonglah, ku cinta dia
Biarkan kami tetap bersama
Di dalam suka dan duka...

Ayo Tebak, di atas lirik lagunya siapa? Terus kenapa saya mempostingnya di sini? Bagi yang tahu, silahkan kasih komentar. Komentar terbaik akan saya jadikan topik posting selanjutnya... Hehehehe

Bencilah Rasa Benci

Teruntuk SheDia…
Wahai makhluk terindah yang pernah kukenal, ijinkan aku menuliskan hikmah yang baru saja kudapatkan. Hikmah yang secara tak sadar telah kau ajarkan kepadaku. Hikmah yang begitu penting artinya buatku sehingga ia mampu menenangkan jiwaku yang selama ini resah dan tak tahu arah.
Wahai makhluk yang paling kuinginkan, sungguh perbincangan terakhir kita telah menyadarkanku akan satu hal. Yakni, bahwa rasa benci adalah sumber dari segala sumber penyakit serta keburukan yang terjadi di dunia ini. Meskipun engkau tidak mengatakannya secara lugas padaku, aku tahu bahwa itulah maksudmu.

Masih terngiang-ngiang di telingaku ucapanmu semalam. Masih kuhafal kata-perkata dari nasehatmu yang penuh amarah itu. Dan melalui tulisan ini aku ingin berterima kasih kepadamu karena tindakanmu telah membuka mata hati dan pikiranku untuk menerima kebenaran dan hikmah meski engkau harus melakukannya dengan amarah.

Melalui tulisan ini pula, wahai makhluk yang kuidamkan, ingin kusampaikan nasehatmu kepada seluruh dunia. Biar tidak hanya aku saja yang mengerti. Biar bukan aku saja yang bisa mengambil pelajaran. Dan biar bukan aku saja yang tahu betapa bijaknya engkau.

Wahai alam, dengarkanlah dia yang semalam menasehatiku. Katanya, membenci tidak akan memberikan keuntungan apa-apa pada kita. Sebaliknya, ia hanya akan merugikan kita dengan satu dan lain cara. Hakikatnya, begitu dia berkata, kita tidak akan mampu menyakiti orang lain dengan cara membencinya. Justru, kita sendirilah yang tersakiti oleh kebencian kita. Itu pasti. Karena itu, dia melanjutkan, hanya satu perasaan benci yang boleh kita miliki, yakni membenci perasaan benci.

Wahai alam, jika engkau masih belum memahami nasehat dia yang selalu kupuja, cobalah kau benci seseorang dan lihatlah siapa yang lebih tersakiti oleh kebencianmu itu, apakah orang yang kau benci atau dirimu sendiri. Kuucapkan selamat mencoba…

Wahai SheDia, kutunggu nasehat-nasehatmu selanjutnya….

Seperti yang biasa kita lakukan, ijinkan kututup tulisan ini dengan sepenggal lirik lagu kita: “MORE THAN WORDS CAN SAY”.

P.S: SELAMAT ULANG TAHUN SEMOGA HARI-HARIMU SEGERA MENJADI HARI-HARIKU