Hari-hari ini pencari hikmah sedang dihadapkan pada pekerjaan yang tak
diharapkan seperti ketika dulu dia memutuskan untuk mengambil
pekerjaan itu. Agar Anda semua penasaran, saya tidak akan menjelaskan
pekerjaan yang saya maksud. Yang jelas, bayangannya dulu mengenai
pekerjaan itu sangat ideal. Sedikit bocoran, dulu si pencari hikmah
membayangkan bahwa dengan mengambil pekerjaan itu dia akan bisa
membantu kolega-kolega seprofesi untuk lebih profesional dalam
bekerja. Kenyataannya, kini dia, mungkin karena terlalu dipercaya oleh
para koleganya, justru tidak memiliki waktu untuk meningkatkan
profesionalismenya sendiri. Coba Anda bayangkan, bahkan untuk
meningkatkan profesionalismenya sendiri saja tak ada waktu, apalagi
membantu orang lain agar lebih profesional. Kenapa bisa demikian?
Baiklah, itu semua karena dia 'terpaksa' mengerjakan pekerjaan yang
sebenarnya bukan bidangnya. Akan tetapi, jika dia tak mengambil
pekerjaan itu maka akan banyak yang menjadi korban. Karena itu,
meskipun awalnya dia mengerjakan pekerjaan ini setengah hati, demi
kepentingan orang banyak diapun rela mengerjakan yang kurang
disukainya itu.
Tentu saja, bekerja setengah hati akan memberi hasil yang
setengah-setengah. Untuk itu, dia bertekad dalam hati untuk mulai
menjalankan tugasnya itu dengan penuh cinta. Dan, untuk tujuan
memotivasi diri, pencari hikmah pun membuat motto baru untuk hidupnya:
I LOVE TROUBLE, I LOVE THE UNEXPECTED.
Cheers!!!
termasuk ngebut demi negara juga-kah? :-)
BalasHapusHmmm, sepertinya ngebut juga termasuk di dalamnya, Mbak :). Karena kalau disuruh milih, saya akan memilih untuk duduk diam di rumah dari pada harus ngebut setiap pagi :)
BalasHapuskalo begitu lebih memilih untuk tidak mencerdaskan anak bangsa di sekolah itu ya? :-)
BalasHapusheh! kok jadi pemalas begini pak pencari hikmah? mana hikmah-hikmah terbarunya? jangan sampai "kemapanan" dijadikana alasan untuk pensiun blogging lho ya?
BalasHapusTenang, Mas. Saya belum pensiun blogging kok. Cuma ya itu, ghirah ngeblognya memang belum sepenuhnya pulih. Kenapa? Dulu blogging untuk sharing. Sekarang? Udah ada partner berbagi tiap hari. Jadinya kembali ke peradaban oral. Bercerita. Dan tidak ditulis. Tapi, tidak akan lama kok Mas. Bentar lagi pencari hikmah akan menjadi blogger sejati kembali :p
BalasHapus