Kejadiannya memang sangat cepat sehingga tidak ada yang bisa kulakukan.
Setelah berhasil mendapatkan apa yang diinginkan perampok itu pun pergi sambil terbahak-bahak. Tampak tidak ada sedikitpun rasa kasihan pada bapak tua itu yang masih mendekap tangannya yang terluka oleh sabetan celurit para penjahat itu. Pupus sudah harapannya untuk membeli sepeda. Padahal keinginan itu sudah begitu lama dipendamnya. Sejak mulai membangun rumah tangga dua belas tahun yang lalu keinginan itu sudah bergelayut di sudut hatinya. Dalam batinnya ia membayangkan akan bisa mencukupi kebutuhan keluarganya jika berhasil membeli sepeda. Recananya waktu itu ia ingin berdagang ke desa-desa terpencil. Pakaian atau apapun yang penting bisa ia jual di daerah yang jauh dari tempat-tempat belanja. Dengan hasil seadanya, pikirnya, ia pasti akan bisa mencukupi kebutuhan istri dan anak-anaknya.
Sedikit demi sedikit uang yang diharapkan itu pun terwujud. Tidak ada hari tanpa menabung. Mungkin kata itu pantas untuk menggambarkan keteguhan pak Sofyan mengumpulkan uang. Hasil jerih payahnya itu kini telah mencapai angka sepuluh juta, jumlah yang cukup untuk membeli sepeda baru. Namun apa mau dikata, sebelum dia sampai di dealer para penjahat telah keburu mendapatinya. Dan tanpa ampun uang itupun tanpa sisa diambil oleh mereka.
Kasihan. Andai saja para penjahat itu tahu betapa susahnya mengumpulkan uang sebanyak itu, mungkin mereka tidak akan tega merampasnya dari tangan Sofyan. Lagi pula uang sejumlah itu jika dibagi empat dan dibelanjakan oleh orang yang tidak merasakan beratnya mencari pasti akan cepat habis. Ah, betapa tidak adilnya dunia. Orang yang telah bekerja keras mencari rejeki halal tiba-tiba harus merasakan kehilangan. Tapi, eit, tunggu dulu. Dari warung di pinggir jalan dimana penjahat telah berhasil menggasak uang pak Sofyan terdengar suara radio yang sedang menyiarkan berita. Dan salah satu isi beritanya telah menyadarkan pak sofyan akan kemahaadilan tuhan.
“Pagi tadi seorang pengendara sepeda motor tewas menabrak tiang listrik di Jalan Gatot Subroto. Setelah diidentifikasi diketahui nama pengendara bernasib naas itu adalah Joko, 24 tahun. Menurut para tetangganya Joko memang masih belum pandai mengendarai sepeda. Kesaksian para tetangga korban itu dikuatkan oleh hasil identifikasi pihak yang berwajib bahwa sepeda itu masih tergolong baru.”
Alhamdulilllah, hanya uangku hilang sementara nyawaku tidak melayang. Begitu pikir sofyan sambil mengulum senyum meski dengan tangan terluka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Lainnya : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).