05 April 2008

Kuburan: Dulu dan Sekarang

Tidak ada tempat yang lebih menakutkan dari pada kuburan. Bahkan hanya mendengar namanya disebut saja, khususnya saat matahari sudah terbenam rasanya bulu kuduk kita akan segera berdiri. Kalau ada orang yang bercerita dan ia mengawali ceritanya dengan satu kata ini maka kita harus bersiap-siap untuk mendengarkan cerita yang akan membuat kita tidak berani ke kamar mandi saat terbangun di malam hari oleh panggilan alam yang datang tiba-tiba. Dan kalau kita terpaksa pergi ke rumah seseorang yang untuk sampai ke sana harus melewati kuburan maka akan sangat wajar jika akhirnya kita tidak pulang kalau ketika hendak pulang itu malam mulai menjelang. Intinya, tidak akan ada orang yang menertawai jika kita takut untuk lewat kuburan. Hanya seorang pemberani atau nekat saja yang tidak takut lewat kuburan pada saat malam.

Itu dulu. Dulu saat listrik hanya ada di kota-kota besar. Dulu saat film-film kita masih bertema seks yang dibungkus dalam kerangka film horor. Ya, saat-saat itu kuburan merupakan tempat yang sangat menakutkan yang hanya berani kita lewati siang hari. Bahkan, hanya untuk lewat jalan di sebelahnya saja waktu itu sudah memerlukan keberanian yang ekstra besar. Maka, saat itu jika diminta memilih antara berjalan dua kilo tanpa melewati atau lewat di sebelah kuburan dan berjalan hanya satu kilo akan tetapi harus lewat kuburan rasanya kita pasti akan memilih yang pertama. Konyol? Tidak. Tidak konyol.

Memang saat itu kita masih sangat takut pada gendruwo, pocong, kuntilanak, dan sebangsanya. Apalagi, listrik yang bisa memberi penerangan cukup belum tersedia sehingga saat malam tiba di sekitar kita terasa sangat gelap dan kegelapan seperti itulah yang membuat kita semakin takut. Jadi, kegelapan teritorial karena belum adanya penerang ini semakin menambah kegelapan pikiran di kepala kita sehingga hal-hal yang belum tentu ada itupun menjadi tampak jelas dan kita pun takut untuk bertemu dengan mereka. Yang terjadi? Entah itu hanya rumor atau benar-benar terjadi, saat itu banyak orang yang berkisah telah bertemu dengan makhluk-makhluk yang saya sebutkan.

Sekali lagi, itu dulu. Kini, cara kita melihat kuburan telah berubah. Kita tidak lagi setakut dulu saat harus lewat kuburan. Kita tidak lagi memilih jalan yang jauh hanya demi menghindari kuburan. Tentu saja perubahan ini tidak terjadi dengan sendirinya. Perubahan itu antara lain disebabkan oleh semakin rasionalnya pikiran kita setelah terjamah oleh sains. Pikiran kita kini semakin terang sehingga hal-hal yang dulu samar dan menimbulkan persepsi yang menakutkan sekarang ini menjadi jelas dan ketakutan itu dengan sendirinya sirna.

Di tambah lagi, listrik kini telah menjangkau hampir semua wilayah di negeri kita. Ia tidak hanya dinikmati oleh orang kota tetapi juga telah dirasakan oleh orang-orang desa. Maka secara teritorial desa kini menjadi seterang kota.

Gabungan terangnya pikiran dan teritorial ini membawa dampak yang sungguh-sungguh dahsyat karena saat pikiran terang dan teritorial benderang kita tidak memikirkan hal-hal yang mungkin berada di balik kegelapan. Maka, gendruwo dan kawan-kawannya yang dulu kita bayangkan berada di balik kegelapan kuburan tidak lagi menjadi sumber ketakutan karena kita bisa melihat dengan jelas, dengan mata hati dan mata kepala, mereka tidak tampak di tempat-tempat yang dulu kita bayangkan mereka berada. Dan anehnya, saat kita tidak berpikir makhluk-makhluk itu berada di sekitar kita rumor-rumor tentang mereka yang menemui salah satu dari kita pun tidak lagi terdengar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Lainnya : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).