19 Desember 2007

STRATEGI HIDUP

Apakah anda orang yang sangat sibuk hingga tak punya waktu untuk untuk bersenang-senang sehingga anda merasa hidup anda tidak menyenangkan? Kalau jawaban anda iya, maka mungkin anda perlu belajar dari bu Wina. Ia adalah orang yang sangat sibuk sebagai seorang ibu rumah tangga, yang memiliki begitu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan namun masih bisa menjalani hidup dengan tersenyum. Apa resepnya hingga ia bisa selalu menjalani hidup tanpa beban? Tulisan ini akan mengulas secara tuntas cara mereka menjalani hidup dengan mobilitas tinggi tanpa ada ketegangan di dalam otak mereka dan karenanya mereka bisa selalu tersenyum dalam keadaan yang bagaimanapun.

Sebagai seorang ibu rumah tangga yang harus merawat tiga orang putranya, Bu Wina hanya memiliki sedikit waktu untuk memenuhi hasrat pribadinya. Sehari-hari yang ia kerjakan adalah mengurusi segala keperluan anak-anak serta suaminya. Di pagi hari, sebelum anggota keluarga lain membuka mata, ia telah bangun terlebih dahulu untuk menyiapkan sarapan. Sebelum subuh dia harus sudah mulai masak jika tidak ingin anak-anak dan suaminya kelaparan di sekolah dan di tempat kerja. Selain itu, ia juga harus mencuci pakaian kotor yang tentu saja bukan hanya pakaiannya sendiri. Sebagian besar pakaian yang ia cuci tiap pagi adalah pakaian anak-anaknya. Maklum, dengan tiga orang putra yang semuanya masih tergolong anak-anak, pakaian kotor terasa tak pernah habis meskipun telah dicuci tiap hari. Apalagi ditambah pakaian suaminya yang tiap hari setidaknya harus mengenakan tiga set pakaian yang berbeda. Pagi hari, suaminya harus mengenakan pakaian formal untuk bekerja. Sepulang kerja ia harus mengenakan pakaian santai. Selain itu, untuk pakaian ibadah sehari-sehari juga set yang berbeda. Belum lagi ditambah pakaian yang ia kenakan sendiri. Meskipun hanya sebagai ibu rumah tangga yang tidak bekerja di luar, tetap saja ia harus mengenakan beragam pakaian dalam satu hari. Untuk berbelanja pakaian yang dikenakan berbeda dengan pakaian untuk bekerja di rumah. Sehingga dalam satu hari ada begitu banyak pakaian yang harus ia cuci. Dan sekali lagi, pekerjaan ini seolah tidak ada habis-habisnya.

Setelah semua anggota kelurga keluar rumah, suami bekerja sedangkan anak-anak berangkat sekolah, Bu Wina masih harus menghadapi pekerjaan lain. Ia masih harus mencuci piring yang tadi digunakan untuk sarapan serta perkakas dapur yang tadi digunakan untuk masak. Sebagaimana mencuci baju, pekerjaan ini pun jelas tiada akhirnya. Tiap hari pasti ada piring, gelas, dan perkakas dapur yang kotor. Tentu saja, karena tiap hari mereka harus makan. Tidak hanya itu, mereka dalam satu hari harus makan tiga kali. Ini berarti bahwa dalam satu hari bu Wina harus mencuci piring sebanyak tiga kali. Memang, dia bisa saja memilih untuk mencuci piring kotor sekali dalam sehari. Akan tetapi itu sama artinya dengan menumpuk pekerjaan yang tentunya akan lebih memberatkan.

Tidak hanya itu saja yang harus dikerjakan oleh bu Wina setelah semua orang pergi. Ia juga harus membersihkan rumah. Menyapu, mengepel lantai, dan merapikan daun-daun di pekarangan adalah tugas berikutnya yang harus dikerjakan oleh bu Wina setiap hari.

Praktis, dengan setumpuk tugas yang harus diselesaikan, bu Wina hanya memiliki sedikit waktu untuk bersenang-senang. Dan di antara hal yang bisa membuatnya merasa terlepas dari semua beban adalah menonton TV. Tentu saja masih ada jenis hiburan lain yang bisa membuat Bu Wina melepaskan penat pikiran, seperti berkunjung ke rumah tetangga, berbelanja, dan membaca majalah wanita. Semua itu sanggup membuat ibu yang senantiasa bekerja ini merasa bahwa hidupnya adalah sebuah anugrah. Mungkin anda bertanya bagaimana bisa hanya dengan hiburan semacam itu bu Wina bisa merasa bahagia. Padahal banyak orang yang hiburannya bahkan sampai keluar negeri, akan tetapi hidupnya tetap seperti orang yang tenggelam di dalam air, megap-megap, atau tak pernah merasa bahagia. Memang benar bukan jenis hiburannya yang membuat bu Wina selalu merasa bahagia melainkan jiwa dan pikirannya. Meskipun senantiasa dikerubuti oleh tugas yang terasa membatasinya dalam mendapatkan hiburan, bu Wina tidak pernah meratapi apa yang dikerjakannya. Pada saat mencuci piring, memasak, dan membersihkan rumah, dia tidak pernah sekali pun mengandai-andaikan pekerjaannya tidak ada dan bisa memiliki banyak waktu luang untuk pergi ke tempat wisata bersama keluarga. Justru sebaliknya, dia begitu menikmati pekerjaannya itu dan menganggap apa yang dia lakukan adalah sebuah hiburan. Sekali-kali dia juga membayangkan keadaan orang yang memiliki begitu banyak waktu luang dan mempergunakan waktu yang dimiliki itu dengan kegiatan yang tiada artinya yang justru akan menambah penat pikiran. Karena itulah, meskipun seolah-olah tidak memiliki waktu untuk mengejar kebutuhannya sendiri, bu Wina selalu kelihatan bahagia. Ya, itu semua karena dia selalu mensyukuri keadaan.


2 komentar:

  1. wah..saya suka postingannya, kebahagiaan memang datang saat kita memandang semuanya dengan ikhlas..hehehe...

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum...wah saya suka artikelnya...bolehkah saya copy artekelnya..seblmnya terima kasih

    BalasHapus

Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Lainnya : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).