Ini nih penyakit yang kalau saya amat-amati sering menimpa saya. Ya memang sih kalau dibandingkan dengan orang yang penyakitnya macam-macam dan memerlukan biaya sangat besar agar kembali sembuh ke keadaan normal, penyakit saya ini adalah penyakit kecil. Jadi, sudah selayaknya kalau saya memanjatkan syukur hanya dikasih penyakit seperti ini. Tapi, yang namanya penyakit, tetap saja kalau datang rasanya menyiksa. Dampaknya, aktifitas saya mau tidak mau harus terganggu.
Berkaitan dengan penyakit ini, salah seorang saudara saya suatu ketika kirim short message service (atau bahasa gaulnya SMS lah) pada saya. Isinya mengabarkan kalau dirinya sedang terhinggap oleh penyakit men****. Di dalam sms waktu itu dia mengatakan, “Kabarku lagi kurang baik nih, biasa penyakit nggak elite nya lagi datang. Aku sudah dua hari ini lagi men****”
Jadi oleh saudara saya ini, penyakit men**** yang dideritanya dianggap sebagai penyakit nggak elite. Saya yakin di balik sms itu, dia berpikir bahwa penyakit yang elite itu ya seperti penyakit jantung, paru-paru, gagal ginjal, stroke, dan penyakit-penyakit lain yang biasanya diderita oleh orang-orang berduit dan penyembuhannya juga memerlukan uang yang tidak sedikit.
Nah, menerima sms seperti itu, secara otomatis pikiran saya memberontak. Maka saya balas sms saudara saya itu. Intinya, saya tidak setuju dengan pandangannya. Ya, menurut saya men**** atau masuk angin, atau sakit perut, atau bahkan panu, kadas, kudis, kurap dan sebangsanya itu tidak bisa dikatakan sebagai penyakit tidak elite. Alasan saya sih sederhana, siapa saja berpeluang menderita penyakit-penyakit ini sebagaimana penyakit-penyakit seperti gagal ginjal, gagal jantung, dan kawan-kawannya yang juga berpeluang untuk diderita oleh siapapun tidak hanya oleh mereka yang berduit. Buktinya, tetangga saya pernah ada yang meninggal karena sakit paru-paru lebih tepatnya asma. Padahal tetangga saya itu bukan orang kaya. Dia bahkan sangat memenuhi syarat untuk disebut miskin dan karenanya berhak mendapat BLT. Dan memang pada tahap pembagian pertama, dia mendapat bagian BLT.
Selain itu, penyakit-penyakit yang oleh saudara saya itu sebut sebagai penyakit gak elite itu juga terbukti pernah menjadi penyebab kematian seseorang. Memang sih, belum pernah ada laporan dari media massa bahwa seseorang meninggal dunia lantaran penyakit panu. Tapi, tentunya sudah banyak dong laporan surat kabar yang memberitakan kematian seseorang karena masuk angin, atau men****, atau sakit perut. Nah, kalau demikian, berati benar penyakit-penyakit ini tidak boleh dianggap nggak elite. Yach, intinya penyakit-penyakit itu tetap harus dimasukkan ke dalam kategori elite.
Masalahnya kemudian penyakit seperti apa yang layak dimasukkan ke dalam kategori tak elite? kira-kira demikian balasan sms saudara saya itu kemudian. Menjawab smsnya, dalam sms saya selanjutnya yang saya masukkan ke dalam kategori penyakit nggak elite adalah penyakit-penyakit macam iri hati, dengki, sombong, lupa diri, wa ala aalihi wa ashabihi ajama’in. Alasan saya memasukkan penyakit-penyakit ini ke dalam kategori penyakit nggak elite adalah bahwa tak peduli betapa kayanya seseorang, kalau dia mengidap salah satu penyakit tersebut, sikapnya akan terlihat layaknya orang-orang tak berbudaya. Bayangkan saja seorang bos yang sombong. Pasti dia akan bersikap merendahkan para bawahannya. Nah, dalam budaya komunal dan kemasyarakatan di mana sikap saling menghargai adalah sebuah keharusan, sikap suka merendahkan orang lain yang ditunjukkan oleh si bos ini tentu tidak bisa diterima. Nah, kalau sikap seseorang tidak diterima oleh masyarakat, berarti sikap itu termasuk sikap tak berbudaya. Maka, orangnya pun juga bisa dimasukkan sebagai orang yang tak berbudaya. Orang tak berbudaya bisa disamakan dengan orang tak elit lah.
Jadi, kawan-kawan sekalian, tidak usah merasa malu kalau Anda langganan menderita sakit perut, masuk angin, atau mencret seperti yang saya alami. Karena penyakit ini termasuk penyakit elit, yang sama berbahayanya dengan penyakit lain seperti gagal jantung dkk. Sebaliknya, Anda boleh merasa malu kalau kawan-kawan masih sering suka iri hati, dengki, dan teman-temannya. Karena penyakit ini sama sekali elite. Karena semua penyakit ini hanya menunjukkan bahwa jiwa kawan-kawan tidak elite sama sekali.
"men" itu apa sih...
BalasHapusjelasin dooong..
hihihhi
:D
Ah, kak ~tc~ ini... Yang jelas bukan menstruasi, karena teman saya itu cowok. Tujuh huruf, mendatar boleh menurun juga boleh. Tiga huruf pertama "MEN". Huruf terakhir 'T'. Ditambah "C" setelah 'N'. Dan 'E' sebelum 'T'. Trus, sisipkan 'R' di antara 'C' dan 'E'. Jelas...?
BalasHapus:-)